Selasa, 14 Juli 2009

SINGLE PARENT dan MASALAHNYA

Ada banyak alasan yang menyebabkan seseorang menjadi Single Parent, diantaranya :
1. Tinggal terpisah karena pasangannya bekerja/belajar di kota/negara lain.
Single parent yang terpisah dengan pasangan karena bekerja/belajar di kota/negara lain, memiliki beberapa masalah, seperti : merasa kesepian, tidak terpenuhinya kebutuhan biologis. Karena itu setiap pasangannya harus bisa membagi waktu antara profesi dan keluarga agar rumah tangganya harmonis.

2. Kematian pasangan
Seseorang yang menjadi single parent karena kematian juga mengalami masalah yang berat. Kematian pasangan yang mendadak membuat ia tidak siap menerima kenyataan. Namun jika mendapatkan pelayanan
pendampingan/konseling yang tepat, ia dapat melalui masa-masa gelapnya. Kedukaan yang berlarut-larut akan mempengaruhi mental anak-anak. Mereka akan cenderung tertutup dengan lingkungannya. Selain itu, beberapa single parent yang ditinggal mati pasangannya mengalami masalah keuangan dan merasa kesepian.

3. Perceraian
Dibandingkan dengan kedua jenis single parent di atas, single parent yang berpisah dengan pasangannya karena perceraian, memiliki masalah yang lebih serius lagi. Setidaknya saya mencatat ada 6 masalah besar, yaitu :
1.Masalah emosional
2.Masalah hukum (hak asuh, dll)
3.Menjalin hubungan baik dengan mantan suami/istri
4.Menghadapi anak
5.Masalah dengan lingkungan
6.Masalah keuangan


Kondisi emosional single parent pasca perceraian cenderung tidak stabil diantaranya: marah, kecewa, depresi, membenci mantan pasangan, cemburu terhadap rivalnya, kesepian, merasa tak berharga.

Masalah Single Parent Pasca Cerai Dengan Anak-anaknya :
1. Single parent yang belum mengampuni dan masih membenci mantan suami/istrinya akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak-anaknya.

2. Single parent seringkali tidak menyadari bahwa ia bukan "superman/super women" sehingga di depan anak-anaknya ia berusaha menunjukkan dirinya perkasa dan dapat menyelesaikan segala sesuatu tanpa orang lain. Ia tidak melihat bahwa anak-anaknya memerlukan tokoh pengganti ibu/ayah.

Single parent pasca perceraian juga mengalami masalah dengan mantan pasangannya. Karena pengalaman pahitnya, seorang single parent sering tidak menyadari bahwa sejelek apapun mantan suami/istri-nya, ia tetap ayah/ibu dari anak-anaknya. Sebelum single parent mengampuni mantan
pasangannya, ia cenderung ingin balas dendam. Beberapa single parent bahkan melakukan usaha balas dendam kepada mantan pasangannya, dengan memanfaatkan anak-anaknya.

Apa yang dibutuhkan seorang single parent saat menghadapi situasi yang sulit pasca perceraiannya?
. Single parent perlu menjalani konseling pribadi untuk membagi beban/pergumulannya.
. Jika diperlukan, single parent juga bisa menjalani terapi untuk recovery dari trauma-traumanya. Untuk mencapai pemulihan, seorang single parent mau tidak mau harus mengampuni diri sendiri. Selanjutnya single parent juga harus mengampuni mantan pasangaannya. Kalau seorang single
parent merasa disakiti oleh pihak ketiga, mertua atau orang lain di sekitarnya, maka single parent tersebut juga harus mengampuni mereka.
. Dukungan sosial/komunitas teman senasib (sesama single parent) juga dibutuhkan untuk menguatkan hati seorang single parent. Setidaknya, dalam persekutuan dengan kaum senasib, seorang single parent merasa tidak sendiri. Sesama single parent tentunya akan lebih mudah mengerti perasaan satu
sama lain dan berempati dengan kawan senasibnya. Mendidik anak bersama-sama pasangan saja tidak mudah, apa lagi untuk menjadi single parent yang harus mengasuh dan membesarkan anak seorang
diri. Oleh sebab itu, seorang single parent membutuhkan pengetahuan/ketrampilan single parenting yang memadai supaya bisa menjadi teladan bagi anak-anaknya. Tanpa ketrampilan single parenting, seorang single parent akan mengalami kesulitan bagaimana menolong anak-anak untuk keluar dari trauma dan kepahitan hidupnya.
. Melatih diri untuk bersikap bijaksana terhadap lingkungan.
. Untuk mengatasi masalah ekonomi, seorang single parent membutuhkan kesempatan untuk mengembangkan/memanfaatkan talentanya dalam kegiatan-kegiatan produktif. Mungkin sementaraa ini ada beberapa orang berpikir untuk memberikan santunan sosial kepada single parent. Namun
kita perlu hati-hati, pemberian bantuan cuma-cuma atau santunan sosial justru bisa merendahkan martabat dan harga diri seorang single parent. Bantuan yang berdasarkan rasa kasihan atau iba juga dapat memanjakan dan "memiskinkan" single parent. Artinya, bantuan cuma-cuma tidak akan "memerdekakan" seorang single parent.
. Perceraian dengan pasangan seringkali merusak harga diri seorang single parent. Bahkan tidak sedikit single parent yang kehilangan makna hidupnya gara-gara ditinggalkan/bercerai dengan pasangan. Untuk membantu single parent menemukan kembali makna hidupnya, seorang single parent
bisa dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan sosial atau kerohanian. Namun hal ini baru bisa dilakukan setelah sang single parent mampu menenangkan anak-anaknya.